RSS

Cerpen Terbaru Ternyata Kau Tak Tulus Mencintai Ku

Ternyata Kau Tak Tulus Mencintai Ku


Perkenalkan nama ku Aisyah. Aku adalah seorang singel parent. Aku punya seorang anak gadis yang cantik. Saat ini ia baru berumur 3 tahun, namanya Nurul. Sebenarnya aku tidak ingin berpisah dengan Mas. Azam. Tapi entah kenapa takdir berkata demikian pada kami. Jujur Mas.Azam adalah sosok lelaki yang soleh, tapi sayang aku harus menggugat cerai dia. Dia terlalu sering membuat sakit batin ini. Meski keluarga kami kelebihan materi, tapi itu bukanlah suatu jaminan untuk sebuah secuil kebahagiaan. Sebenarnya Mas.Azam adalah senior ku dulu di pesantren, tapi kami baru saling tahu setelah kami menikah. Sebenarnya aku masih sayang sama Mas.Azam, tapi rasa sayang itu sekarang sudah ku buang jauh ke dasar samudra. Mas.Azam adalah seoarang pemilik perkebunan tebu terbesar di kota ku. Semua yang aku dan nurul butuhkan selalu ia penuhi. Sebenarnya ia juga sangat sayang sama kami, ia sempat menolak untuk berpisah dari ku. Namun apa daya hati ku sudah terlanjur di sakitinya. Ia dengan diam-diam menduakan ku dengan menikahi seorang gadis pekerja di perkebunan. Dan lebih parahnya hal itu sudah berlangsung selama dua tahun. Benar-benar sesuatu yang membuat hati ku hancur tiada sisa. Setelah aku tahu hal itu, ku beranikan diri untuk pulang ke kotaku dengan membawa nurul tanpa sepengetahuan Mas.Azam. Ribuan rasa pedih kala itu menyelimuti hati dan jiwa ku. Setelah ku ceritakan semua yang ku alami di rumah suami ku pada abah dan umi, ternyata respon mereka lain.  Sebenarnya Mas.Azam telah terlebih dulu meminta ijin pada mereka dua tahun lalu. Alasannya adalah Mas.Azam ingin memiliki seorang putra. Kala itu aku seperti di sengat ribuan volt listrik setelah mendengar penjelasan dari kedua orang tua ku sendiri. Ternyata mereka telah terlebih dulu tahu hal ini. Tapi kenapa mereka tega menyakiti hati ku? "Astagfirlahaladim... Kenapa semua jadi seperti ini Ya Allah? Maafkan hamba Ya Allah, jika merasa bahwa ini suatu ketidak adilan."

Sebenarnya sejak melahirkan nurul, rahim ku harus di angkat. Karena pada waktu itu aku mengalami pendarahan hebat. Tapi mas azam tak pernah menunjukkan sikap yang berbeda setelah itu, justru rasa kasih dan sayangnya cenderung bertambah. Sekarang aku tahu mas azam seperti apa, dia hanya tidak ingin membuat sakit hati ku dengan meminta ijin dari ku untuk menikah lagi. Tapi apa dengan menikah secara diam-diam itu tidak membuat hancur batin ku??? Entahlah, ku tak mengerti dengan jalan pikiran mas azam. "Ya Allah, bantulah hamba menyelesaikan semua permasalahan ini. Beri hamba kekuatan lahir dan batin. Sungguh hamba tak ingin durhaka pada suami, jauhkan hamba dari perkataan dan sikap yang akan menyinggung hatinya." Hanya doa itu yang selau ku panjat setiap pagi, siang, sore, dan malam ku.

Sudah hampir seminggu aku tinggal di rumah orang tua ku, tapi mas azam tak kunjung datang kemari. "Apa dia senang aku tinggalkan? Apa ini yang dia inginkan? Apa .... Apa..... Apa....?" Ribuan pertanyaan kala itu berderu hujani pikiran ku. Hingga pada hari ke sembilan mas azam datang ke rumah. Benar-benar masa yang sulit bagi ku kala itu. Jujur ribuan makian telah tersedia untuknya. Namun ku ingat satu hal kala itu, syurga ku masih ada padanya. Ku tak ingin syurga itu lenyap bersama amarah yang menyelimuti hati ini.
 "Maafkan mas azam, dinda! mas azam mengaku salah. mas azam hanya tidak ingin membuat dinda kecewa dengan keinginan mas azam." ia berlutut di hadapan ku disaksikan abah, umi, dan nurul. Ku masih tak bergeming kala itu. Hanya satu yang ingin ku lakukan padanya. Memukulinya hingga ia tak berdaya. Namu lagi-lagi aku ingat bahwa ia masih suami ku.
 "Tapi saat ini apakah mas azam tidak menyakiti hati ku?" Tanyaku meredam amarah.
 "Mas azam tahu saat ini hatimu sakit sekali. Maka dari itu dengan segala kerendahan hati, mas azam ingin dinda maafin mas azam, mungkin abah dan umi telah cerita semua masalah ini sama kamu. Tapi jujur mas azam tak ingin kehilanagan kamu."
"Sudah terlambat mas...Cerita itu sudah basi. Dan sekarang mas azam telah mendapatkan anak lelaki itu. Jujur ya mas, aku tak kan bisa membencimu karena tak ada alasan untuk ku membenci mu. Tapi aku hanya kecewa dengan semua yang kau sembunyikan dari ku. Beberapa hari ini aku sudah memikirkan dengan sungguh-sungguh, bahwa aku ingin berpisah saja dari mu. Dan biarkan aku dan nurul hidap tanpa bayang-bayang dari mu." Ku beranikan meluapkan kata-kata itu dengan suara bergetar.
"Tolonglah din, mengerti aku... Aku hanya ingin anak laki-laki. Dan setelah itu aku akn menceraikannya. dan kita ........................................"
"Mas azam jangan gila ya,,, itu sama artinya mas azam menghancurkan dua hati wanita yang tak mengerti apa-apa. dan mas azam ingin aku yang merawat bayi itu??? hah... tidak mungkin dan tidak akan pernah mungkin aku lakukan itu." potong ku dengan menaikkan satu oktaf  nada bicara ku.
"Ceraika aku mas. Biarlah aku yang mengalah...", lanjut ku dengan suara melemah.
"Tidak, mas azam tak kan menceraikan mu... tak kan pernah,,,,,,", jawabnya mulai menitikan air mata.
"Aku janji pada mu mas, aku tak kan meminta apa-apa dari mu setelah kau ceraikan aku. Aku juga tak kan pernah mengganggu keluarga bahagia mu. kau bisa hidup dengan tenang nantinya. Tanpa harus kau tutup-tutupi lagi tentang hubungan kalian.", ku mulai ikut menitikan air mata. ia pun berlari ke arah nurul dan memeluknya. "baik jika itu mau mu, tapi aku bawa nurul!", jawabnya mulai mengancam.
"Tidak bisa dan tidak akan pernah bisa mas... biar pengadilan nanti yang memutuskan... biarkan untuk saat ini nurul bersama ku."....

Hari itu benar-benar hari yang sulit ku lupakan. Aku dengan sisa keberanian ku berkata kasar sama mas azam. Selama 5 tahun menjadi istrinya, aku tidak sekalipun berbuat demikian. Apa ini yang dinamakan luapan amarah? Huuufff... yang penting aku harus kuat. Proses pengadilan ku berlangsung secara alot, sidang pertama membahas tentang harta gono gini yang tak ku mengerti. Sidang ke dua membahas tentang hak pengasuhan anak. Sidang ke tiga pun demikian dan di menangkan oleh ku. Namun mas azam mengajukan banding dan dilanjut ke sidang ke empat. Dan selesailah proses perceraiaku ini, dengan hak asuh nurul dengan ku.

Tahun demi tahun berlalu, ternyata ini sudah tahun kelima aku lewati hidup hanya dengan nurul di kota X dimana aku bekerja saat ini. Selama lima tahun ini pun mas azam masih sering menemui ku dengan alasan kangen sama nurul. Tapi disetiap bertemu ia selalu minta rujuk. Namun tak pernah aku gubris permintaannya. Waktu berlalu begitu cepat, sudah banyak hal yang telah aku lewati berdua dengan nurul dan inilah yang membuat kami menjadi wanita-wanita super yang tangguh. Saat ini nurul sudah mulai meniru semua apa yang kulakukan, mulai ingin memakai jilbab, mulai sering ikut aku ke pengajian, dan hampir semua gaya ku dia tiru. Memang benar selama ini dialah cambuk buat ku untuk selalu menatap ke depan dan ke depan. Dialah segalanya bagi ku. Aku telah berjanji pada diri ku sendiri untuk selalu mendampinginya mencapai semua yang ia impikan. Aku ingin menjadi satu-satunya orang yang berada dibalik kesuksesannya.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjuang nya, semoga bermanfaat dan membawa kita menuju ridho Allah :)Salam Super... :)
 
Copyright 2009 Kumpulan Puisi dan Cerpen Terbaru All rights reserved.
Free Blogger Templates by DeluxeTemplates.net
Wordpress Theme by EZwpthemes
Blogger Templates