RSS

Cerpen Untuk Ayah

Ayah ku, Segalanya bagi ku!!!


Perkenalkan namaku Anand Fajar Budiman. Aku anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak ku bernama Anindya Putri Budiman. Dan adikku bernama Alfi Sabilah Budiman. Ya,,,pemikiran kalian benar, kami keluarga Budiman. Ayah ku Bernama Sahri Budiman, beliau saat ini telah tiada. Tepatnya saat aku masih duduk di bangku SMA kelas X. Hari itu adalah hari yang berat untuk ku dan keluarga ku. Orang yang setiap hari melindungi dan menyayangi kami pergi untuk selamanya. Ayah ku adalah seoarang pengusaha sapi impor. Setiap hari ayah selalu sibuk mengurus bisnisnya. Sempat beberapa kali ayah mengajak kami sekeluarga berkunjung ke New Zealand dan Australia untuk bertemu dengan rekan bisnis ayah disana. Meskipun ayah sibuk dengan pekerjaannya, ayah tidak lupa pada kami, anak anaknya. Ayah ku adalah orang yang baik, beliau sangat paham akan agama. Ayah selalu mengajarkan anak anaknya untuk selalu mengedepankan hukum Allah dalam hidup ini. Satu hal yang paling aku banggakan dari sosok ayah ku, beliau hafal beberapa surat panjang dari Al Quran. Dan beliau selalu menuntut anak anaknya jika ingin meminta sesuatu padanya untuk terlebih dulu menghafal satu surat dalam Al Quran. Ya,,, itulah cara ayah ku membimbing putra putrinya untuk menghafal Al Quran.

Ayah adalah ayah yang penuh kasih dan sayang. Ayah mencintai dan menyayangi kak Anindya seperti ia menyayangi aku dan alfi. Kak anindya adalah anak ankat dari ayah dan ibu. Dahulu sepuluh tahun pernikahan mereka berlalu tanpa hadirnya seorang putra, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk mengangkat kak anindya sebagai putri mereka dan ajaibnya,,, selang dua tahun lahirlah aku sebagai putra kedua dari mereka. Kami adalah kelurga bahagia. Kebahagian kami bertambah lengkap setelah hadirnya adik ku, alfi. Adik yang dulu aku bencikan kehadirannya. Sebab kala itu aku malu sekali sama teman teman ku. Aku sudah SMP kelas tiga masih saja punya adik bayi. Teman teman ku selalu mengolok ngolok orang tua ku. "masak sudah smp masih punya adik bayi. iiihhh...gak banget deh...." ini hanya segelintir celotehan mereka dan masih banyak yang lebih parah lagi. Dan mereka berhasil mempengaruhi ku untuk benci pada adik ku. Ku tunjukkan rasa kecewa ku pada ayah dan ibu dengan mogok makan dan selalu pulang telat dari sekolah. Sempat ku pinta pak. Azis supir ku untuk mengantarku ke rumah nenek di luar kota dan ku pinta dia pulang dan melapor pada ayah dan ibu kalau aku diculik dari sekolah. Rencana itupun berhasil membuat ayahku yang kala itu ada di Singapur lansung bertolak. Sungguh senang sekali rasanya kala itu bisa membuat ayah dan ibu ku panik mencari ku. Dan rencana itupun ketahuan,,,sebab ayah menelfon polisi dan menyuruh anak buahnya mencari ku. Dan alhasil ayahpun menemukanku di rumah nenek di luar kota bersama anak buahnya. Saat itu aku lagi main di teras depan,,, sungguh aku takut sekali melihat wajah ayah yang terlihat beda sekali dari biasanya dengan di iringi anak buahnya yang sebagian aku kenal sangar. Terlihat wajah yang penuh amarah itu langsung menyeret ku dan.......
"Pyaaaaaaaaarrrrrrr......", dia menamparku sangat keras sekali. Panas dan pedih ku rasa kala itu.
"Ini mau kamu? hah... buat ayah dan ibu panik? hah...ayo jawab?",,,tanya ayah penuh emosi.
"apa apaan ini, Budi?",,,nenek ku keluar setengah berlari menarik ku dari tangan ayah dan memeluk ku. Nenek yang benar benar tidak tahu masalah ini terliahat marah besar kepada ayah. Ya,,,nenek ku tidak tahu sama sekali rencana ini. karena aku bilang sama nenek kalau aku ingin liburan di sini disuruh ayah dan ibu. Dan nenek kun percaya akan semua ceriataku.
"ini nih bu,,, anak sial ini.................................."
"Huuuuusss...... jaga omongan kamu ya...",,,potong nenek masih dengan amarah.
"Dia telah membohongi kita semua bu. dia kesini tampa pamit pada aku dan nisa (nama ibuku anisa). dan dia menyuruh pak azis bilang pada ku dan nisa kalau dia di culik dari sekolah. dari paniknya aku segera bertolak dari singapur dan meninggalkan rekan bisnis ku begitu saja. dan,,,apa? dia enak enak kan di sini. ini sudah keterlaluan tahu gak.???" jelas ayah masih penuh dengan amarah yang selama ini tak pernah aku lihat sebelumnya.
"Apa itu benar, anand? apa semua yang ayahmu katakan itu benar?" tanya nenek ku mengangkat kepala ku yang sedari tadi menunduk tak kuasa menahan malu.
"Ayo jawab???!!!",,,bentak nenek ku mulai menagis.
Segera ku peluk nenek ku, "Anand minta maaf nek! anand mengaku salah" kataku mulai ikut menangis.
Dan segera juga ku peluk ayah yang masih mematung penuh amarah,,,"maafin anand yah,,, anand mengaku salah. tapi anand punya alasan untuk ini semua." kata ku mulai membela diri.
Terlihat ayah masih tak bergeming. "yah,,, anand salah. dan anand janji tak akan mengulangi hal ini lagi." ucapku masih memeluk ayah yang sekarang seperti tak sudi membalas pelukan ku.
 "Astagfirlahaladim... anand,,,anand.... kamu ini.............", kata ayah mulai memelukku erat dan air matanya pun mengiringi detik itu.
"maafkan ayah ya,,, ayah sebenarnya sangat sayang sama kamu. tamparan tadi itu, bukan tanda ayah membenci mu." kata ayah ku mulai melemah.
"iya ayah,,, anand tahu................................", kata ku mulai sedikit tersenyum.

Sejak kejadian itu, aku mulai tak perduli lagi dengan semua ocehan teman taman ku. Ku mulai bersikap biasa pada ayah, ibu, dan adik ku alfi. Beberapa bulan pun berlalu. Dan kurasakan seiring waktu berlalu ini,,, ku rasakan kasih sayang ayah dan ibu memudar pada ku. Entahlah,,,tapi itu yang kurasa. Hingga akupun lulusa dari SMP. Dengan nilai yang boleh di bilang jauh dari harapan ayah dan ibu. Tapi mereka tak menunjukkan rasa kecewa mereka. Inilah yang membuat ku merasa aku tak dianggap lagi. Aku mulai merasa jauh dari mereka yang dulu. Sekarang aku mulai benci sama kak anindya yang selalu mendapatkan apa yang ia inginkan,,, mulai dari mobil sendiri, laptop baru dan masih banyak lagi. Ku akui ayah memang akan selalu menuruti apa yang di minta oleh anak anaknya asal mereka dapat menghafal satu surat quran baru dan menunjukkan nilai pelajaran yang bagus pada ayah, pasti apa yang kita minta akan di kabulkan oleh ayah. Itulah ayah ku. Dan kak anindya selalu mendapatkan semua yang dia inginkan karena kak anindya adalah salah satu mahsiswi PTN ternama yang sekarang menjadi lulusan terbaik dan akan melanjutkan S2nya di Australia. Haaahhh..... benar benar menyebalkan keadaan ini. Aku pun berambisi untuk masuk SMA N ternama di kota ku. Sempat ayah dan ibu ku ragu dengan apa yang ingin ku lakukan ini.
"yah,,,aku ingin mendaftar di SMA N X." kata ku waktu di meja makan.
"tapi ayah harus janji membelikan aku mobil baru yang lebih mahal dari punya kak anindya."lanjutku dengan mengajukan permintaan.
"insya allah,,,ayah bisa. Tapi apa kamu bisa masuk kesana?",,,tanya ayah dengan nada agak sedikit mengejek.
"iya, akan ku buktikan, aku  bisa." kata ku diliputi rasa ambisi dan sedikit amarah. Segera ku selesaikan makan ku dan masuk ke kamar ku dilantai dua. "huuuuu.........liat saja nanti. aku pasti bisa." gerutu ku dalam hati.

Hari hari selanjutnya aku belajar keras untuk bisa mengerjakan tes masuk SMA itu. Siang malam selalu ku buat belajar. Dan akhirnya hari tes itupun datang. Aku diantar ayah yang saat itu sengaja mendelete semua pekerjaannya. Dengan perasaan dag dig dug ke kerjakan soal soal gila itu. Satu hal yang ada di kepalaku kala itu. "Masuk disini dapat mobil atau gagal gak dapet mobil tapi dapat malu." kata itu yang menyemangatiku. dan Alhamdulillah Aku diterima di sana. Sehabis melihat pengumuman hasil nya akupun langsung mengajak ayah ke showroom mobil terbesar di sini. Tampak mobil mobil impor yang waw di jejeran paling depan. Dan akhirnya ku pilih mobil impor "Buick Regal XRL". Dengan rasa bangga aku pun mengajak ayah ku balapan sampai di rumah.
"Ayo yah balapan,,, sapa duluan yang sampai dirumah entar mentraktir makan malam satu keluarga." kataku menantang ayah dengan perasaan optimis karena mobilku di dukung 220 tenaga kuda. pastilah ayah kalah. Jaguarnya tak kan mampu menandingi.
"gak ah... gak adil nih,,,, mentang mentang ya..........", kata ayah merajuk
"jangan di lihat dari kekuatan mobilnya yah,,, tapi dari skill pembalapnya dong.!!!" kata ku merayunya. "Ayolah yah,,, keluarkan semua ilmu balap ayah" kataku.
"oke................... bebas memilih jalan manapun yang penting sampai di rumah dengan cepat. Deal???" kata ayah menyalami ku.
Kami pun mulai balapan itu. Ku biarkan ayah melaju dulu. nampak ia menyetir dengan jiwa mudanya.
Ku sengaja memposisikan di belakangnya. Terlihat ayah menambah kecepatannya. dan saat jalanan di depan ku lihat lenggang ku segera mendahuli ayah dengan rasa kemenangang yang super.
"Selamat mentraktir keluarga....." teriak ku saat melewati ayah. Mobil ku kun melaju kencang membelah jalanan itu. Tak tampak lagi mobil ayah di kaca spion ku saat ku mulai berbelok arah. Hingga akhirnya aku pun memenangkan balapan itu. Aku pun sampai di rumah dengan perasaan bangga dan bahagia.
"wah... mobil siapa ini dek?" tanya kak anindya keluar dari rumah dengan berlari dan mendekati mobil ku.
"mobil ku lah......", kata ku bangga.
"jadi kamu sekarang di terima di SMA N X?" tanya kak anindya bangga.
"wah... selamat ya....",,, kak anindya memelukku.
 Nampak ibu keluar menggendong alfi. "Ibu,,, liat ini.... ayah membelikannya untuk ku. aku punya dua kabar gembira saat ini. Pertama aku diterima di SMA N X dan yang ke dua nanti malam semua harus siap siap, karena kita akan makan malam di luar. Ayah yang traktir. Karena ayah kalah balapan sama aku. masak dari showroom sampai rumah aja dia kalah." kata ku dengan berbahagia. Tampak ibu dan kak anindy juga ikut tertawa.
"oh ya,,, tapi ngomong ngomong sekarang ayah kemana ya?" tanya ibu.
"iya...payah nih yah...masak sampai jam segini belum muncul muncul juga. Bentar aku coba telepon dulu."kata ku mulai menelpon ayah namun aneh terdenger suara keramaian di seberang sana dan ...
"hallo.... ayah???" tanya ku
"hallo hallo.... bukan, orang yang punya hp ini saat ini mengalami kecelakaan. dan saat ini lagi dilarikan ke rumah sakit XYZ."
"apa kecelakaan??? ya allah... ok ok sekarang aku kesana." kata ku mulai panik.

"kenapa dengan ayah", teriak ibu ku mulai menangis.
"ayah kecelakaan bu!" kata ku juga mulai ikut menangis.
"ya udah sekarang kita kesana. kata kak anindy juga mulai menagis."
Sepanjang perjalanan ibu, kak anindy dan aku tak luput untuk berdoa. semua doa kami baca kala itu. dan bayang bayang ayah beberapa jam yang lalu kembali terlintas. Ribuan pertanyaan dan penyesalan berputar dalam pikiran ku. Sesampainya di rumah sakit kami pun segera berlari ke ruang ICU,,, terlihat dokter sedang melakukan sesuatu pada ayah di dalam sana. Ibu tak kuasa menangan tangisnya.
"maaf,,, ini hp bapak itu."kata bapak setengah baya memberikan hp ayah pada ku.
"terima ksih ya pak." kata ku padanya.
"yang sabar ya!!! tadi itu saya lihat mobil ayah anda kehilangan kendali hingga menabrak pembatas jalan." terangnya dengan menunjukkan nada iba.
"tapi ayah saya gak papa kan pak.?" tanyaku padanya.
"kita berdoa saja,,, tapi tadi saya sempat dengar ayah anda menyebuk nama alfi alfi dan alfi sebelum ia tak sadrkan diri." ceritanya mulai membuat ku sesak nafas.
"ya allah... ampuni hamba mu ini. ini semua salah ku." ku merasa bersalah atas kejadian ini. dan dokterpun keluar dari ruang itu. Aku, ibu dan kak anindya pun berlari ke arahnya. "gimana keadaan suami saya dok?" tanya ibu dengan menggendong alfi erat sambil tak hentinya menangis.
"yang sabar ya, kami baru saja mengoperasi beliau. dan saat ini beliau lagi dlam masa kritis. kita berdoa saja untuk kesembuhan beliau." kata dokter itu agak lesu mengatakannya.
"tapi dia akan baik baik saja kan dok?" tanya ibu mulai tak tenang.
"insya allah....." kata dokter itu singkat dengan memberi sedikit senyum semangat pada kami.
"kita boleh liat ayah kan dok?" tanya kak anindy masih menangis.
"silahkan,,, beri dia dukungan dan doa kalian." kata dokter itu.

Ku lihat di sana orang yang beberapa jam lalu masih terlihat senyum bahagianya. Dan sekarang ia hanya bisa terbaring lemah dengan ratusan selang menempel di badannya. Sungguh ironi sekali. Akupun tak sanggup melihat kondisi ayah yang sekarang. Ibu terus menggenggam tangan ayah. Tampak air mata ibu dan kak anindya mengalir lebih banyk lagi. Aku pun demikian. Segera ku gendong alfi yang saat itu masih belum mengerti apa apa. Dia hanya melihat kami dengan senyum manisnya. Selang beberapa detik berlalu di ruang yang kurasa bagai tak ada udara lagi disana. Masih terdengar seduhan tangis ibu dan kak anindya. Ku hanya bisa memeluk erat alfi yang saat ini berada di pangkuan ku di sofa yang berjarak beberapa meter dari ayah. Dan sayup ku dengar "alfi...mana alfi???",,, suara ayah mulai sadar dengan memanggil alfi adik ku. Segera ku bawa alfi pada ayah. Ku dekatkan alfi pada ayah, dengan susah payah ayah mengelus kepala alfi. Aku, ibu dan kak anindya hanya bisa mengalirkan air mata yang semakin kami tahan semakin banyak ia keuar.

"Anand,,, kamu adalah laki laki yang akan menjaga keluarga ini." kata ayah mulai tertatih mengatakan hal itu. Terlihat ibu semakin tak kuasa menahan tangisnya.
"Ayah...ayah tak harus berkata seperti itu. " kata ku tak kuasa lagi dengan mencium tangan ayah.
"Ayah hanya ingin berpesan pada anand dan anindya, jaga alfi melebihi ayah yang telah menjaga kalian. Jangan pernah lupakan ayah dengan tetep mengirimkan doa pada ayah. terutama surat quran yang telah kalian hafal. Tujukan semua pada ayah." kata ayah kembali bersusah payah menyelesaikan kalimat itu.
"Ibu,,,ayah mencintaimu,,,maafkan ayah..."kata ayah pada ibu.
"iya ayah....ibu juga minta maaf sama ayah...."
"anand dan anindya jangan pernah kalian sakiti hati ibu kalian,,, buatlah dia bangga...."
"ALLAH...........................................................................",,,seketika itu monitor di samping ayah berbunyi "Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittttttt......" dan keluar garis lurus................

Semua tangis pecah kala itu tak terkecuali tangisku. Kak anindya tak ngentinya mencium tangan ayah. Ibu memeluk ayah erat. Dan aku juga memeluk ayah erat menciumi tangannya. Tampak alfi ikut menangis, entah apa yang ia rasa saat ini. Akankah ia juga merasakan kesedihan kami atau ia hanya takut melihat kami menangis sejadi jadinya.

Pemakaman ayahpun selesai. Kami masih sangat berduka. Aku sampai tidak mengikuti kegiatan MOS,,, kak anindya juga menunda keberangkatannya ke australia. Ibu selama beberapa hari ini mengurung diri di kamar. Dan alfi yang entah sejak ayah gak ada keceriaannya terasa memudar ia terlihat tidak rewel saat bersama bi Asih baby siternya. Bi ijah pembantu di rumah ini kami suruh cuti dulu begitupun dengan pak asis supir kami. Kami sekeluarga memutuskan untuk tak keluar rumah sama sekali. Banyak sekali kerabat dan rekan bisnis ayah yang kami tolak untuk datang ke rumah selepas pemakaman ayah.

Namun kami sadar ini semua salah, justru ayah akan merasa sedih sekali jika kami terus terusan menangisinya. Seiring berjalannya waktu kami mulai kembali bersemangat menyambut hari. Aku tak kan pernah melupakan sosok ayah yang telah memberi banyak hal pada ku. Pembelajaran yang akan selalu aku kenang sepanjang hidup ku.
"Ayah... I LOVE U.... kau akan selalu ada untuk kami sebagai sosok yang tak kan terlupakan."
"Selamat jalan Ayah... Aku janji pada mu aku akan menghafal surat quran lebih banyak atau bahkan menghafal seluruhnya hanya untuk ku persembahkan untuk mu...."
"Satu hal yang ingin sekali aku lakukan namun tak pernah kesampaian selama kau masih hidup,,,memeluk mu sambil bilang kalau aku sayang kamu."
"Ya sudahlah... ku yakin saat ini kau tersenyum melihat ku."

8 komentar:

Anonim mengatakan...

Like this.........
banyak sekali pembelajaran yg bisa kita ambil

Amira Rachmatillah mengatakan...

keren............

Unknown mengatakan...

blognya udah saya follow masBrow.....di tunggu folbacknya
di http://ruangfana.blogspot.com/

hmmm blog baru ya,,,keep posting ya

Icahbanjarmasin mengatakan...

Malam ini kusingkap lembar ingatanku..Ingatan yang selalu ada disetiap langkah hidupku "DISAAT AYAH MASIH ADA".
Sekarang kulalui hidup ini tanpa dia dan kuarungi kerasnya
kehidupan ini,itu pun tanpa dia juga.
Baru aku sadar beginilah ayah kemaren yang berjuang untuk kehidupan kami agar kami semua bisa menikmani enaknya NASI dan sedapnya LAUK serta lezatnya PAUK.
Ayah..karenamulah aku bisa mengenal arti kehidupan,karenamu lah aku tahu hidup dan karena kamu jugalah aku tahu penghidupan.
Sekarang yang tersisa aku hanya bisa mengucapkan TERIMA KASIH AYAH SEMOGA KEDAMAIAN SERTA KETENTRAMAN BISA KAU REGUK DIALAM SANA..amien.

TENTANG RINDU mengatakan...

Amin ya Allah... :(

TENTANG RINDU mengatakan...

Syukron akhi... maap baru sempat balas... :) insya allah...

TENTANG RINDU mengatakan...

terimakasih... :)

TENTANG RINDU mengatakan...

:) thanks ukhti...

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjuang nya, semoga bermanfaat dan membawa kita menuju ridho Allah :)Salam Super... :)
 
Copyright 2009 Kumpulan Puisi dan Cerpen Terbaru All rights reserved.
Free Blogger Templates by DeluxeTemplates.net
Wordpress Theme by EZwpthemes
Blogger Templates